PENGEMBANGAN
E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA
Kemajuan
dan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini memberikan peluang
dan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan. Salah satu peluang dan tantangan
ini berupa pemanfaatan TIK untuk mendukung proses belajar mengajar. Peluang
yang dimaksud adalah adanya kemungkinan meningkatkan hasil belajar dengan
memanfaatkan TIK. Adapun tantangannya adalah tuntutan kemauan dan kemampuan
untuk memanfaatkan TIK guna meningkatkan
hasil belajar. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menuntut dukungan kebijakan institusi,
sarana dan prasarana, perangkat hardware dan software, serta brainware, yakni sumber
daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan mengelola dan menggunakan TIK.
Salah
satu bentuk pemantaatan TIK dalam pembelajaran adalah e-learning. Istilah
e-learning dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan istilah yang popluer di
kalangan dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Beberapa perguruan
tinggi bahkan menjadikan e-learning sebagai nilai tambah yang menjadi
kebanggaan untuk menarik calon mahasiswa. Seolah keberadaan e-learning di
sebuah perguruan tinggi menjadi indikator bahwa pergururan tinggi tersebut
merupakan perguruan tinggi “modern” dengan fasilitas dan infrastruktur TIK yang
membanggakan. Terlebih lagi dengan keberadaan sistem-sistem informasi online
lainnya seperti sistem informasi akademik, sistem administrasi online,
perpustakaan online (e-library), dan lain-lain.Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) sangat berpotensi untuk mendukung revolusi pembelajaran,
dengan enam dimensi kunci (JISC, 2004: 7):
(1)
Konektivitas: akses informasi secara global;
(2)
Fleksibilitas: belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja;
(3)
Interaktivitas: interaksi antara pelajar dan materi pelajaran serta lingkungan
belajar maupun
sumber belajar
dapat dilakukan seketika dan secara langsung;
(4) Kolaborasi:
penggunaan fasilitas komunikasi dan diskusi online mendukung pembelajaran
kolaboratif di
luar kelas;
(5) Memperluas
kesempatan: materi e-learning dapat memperkaya dan memperluas materi
pembelajaran
tatap muka; dan
(6) Motivasi:
pemakaian multimedia dapat membuat suasana belajar menyenangkan.
Menurut
Panduan E-Learning Efektif dari JISC tersebut (JISC, 2004: 10), e-learning† didefinisikan
sebagai belajar yang didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,
dan dapat melibatkan penggunaan beberapa atau semua teknologi: computer dekstop/laptop,
software (termasuk software bantu), papan tulis interaktif, kamera digital, peralatan
mobil dan nirkabel (termasuk telpon genggam), peralatan komunikasi elektronik (termasuk
email, papan diskusi, fasilitas chatting, dan konferensi video, telekonferensi),
lingkungan belajar maya (VLE, virtual learning environment), dan sistem
manajemen aktivitas pembelajaran (CMS, course management system; LMS, learning
management system). Bagi kalangan awam, istilah e-learning secara lebih sempit
diartikan pembelajaran berbasis Web (online) dengan menggunakan jaringan
komputer (baik intranet maupun Internet) sebagai media deliveri materi dan
media komunikasi. Apapun teknologi yang dipakai, elemen utama di dalam e-learning
adalah aktivitas belajar.
Secara
garis besar, teknis pelaksanaan e-learning dapat dilakukan dengan dua cara,
yakni:
(1) hanya
menggunakan media Web biasa, dan (2) menggunakan software khusus e-learning berbasis
Web yang sering disebut dengan istilah learning management system (LMS). Pada
cara pertama,
materi-materi pembelajaran disajikan pada sebuah situs Web. Siapapun dapat
mengakses materi secara bebas atau dibatasi dengan password (seperti model
langganan majalah/jurnal).
Komunikasi bisanya dilakukan menggunakan e-mail atau forum diskusi khusus. Dalam
hal ini biasanya tidak terdapat fasilitas portofolio, sehingga dosen tidak
memiliki informasi siapa yang telah mengakses materi tertentu dan kapan akses
dilakukan. Yang diperlukan untuk menggunakan pendekatan ini hanyalah sebuah
server Web. Pada cara kedua, selain diperlukan server Web juga diperlukan
sebuah software (LMS) yang berfungsi untuk mengelola e-learning. Software
(sistem) LMS biasanya mempunyai fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk (1)
administrasi mahasiswa, (2) penyajian materi, (3) komunikasi, (4) pencatatan
(portofolio), (5) evaluasi, bahkan (6) pengembangan materi. Berbeda dengan akses
ke Web biasa, akses ke LMS biasanya memerlukan nama user dan password, dan
biasanya hanya dosen dan mahasiswa yang terdaftar yang dapat melakukannya.
Sistem LMS akan mencatat semua aktivitas yang dilakukan mahasiswa selama mereka
masuk ke dalam system e-learning menyajikan diagram arsitektur sistem
e-learning berbasis LMS (diadopsi dari Kojhani, 2004).
Sistem
e-learning terdiri atas beberapa komponen, yakni: (1) komputer server yang
dilengkapi dengan server Web dan sosftware LMS (learning management system) dan
software pendukung lain, (2) infrastruktur jaringan yang menghubungkan komputer
klien ke server, (3) komputer klien tempat mahasiswa dan dosen mengakses kelas
online, dan (4) bahan-bahan ajar yang disiapkan oleh dosen dan dimasukkan ke
dalam kelas online. Sesuai dengan model di atas, komponen-komponen yang
diperlukan untuk membangun sistem e-learning meliputi:
(1) hardware
server dengan spesifikasi yang memadai
(2) software
untuk server: sistem operasi, server Web, dan server e-learning (LMS, learning
management
system), serta software-software pendukung lainnya (misalnya PHP, MySQL)
(3) komputer
klien dengan spesifikasi dan cacah yang memadai untuk akses ke sistem elearning
secara online
(4)
software-software untuk komputer klien: sistem operasi, browser Internet untuk
mengakses
server, software
aplikasi dan authoring untuk mengembangkan materi pembelajaran oleh dosen dan
mengerjakan tugas-tugas oleh mahasiswa
(5)
infrastruktur jaringan LAN dan Internet yang diperlukan untuk mengakses sistem
perkuliahan
online. Dalam
hal ini diperlukan adanya koneksi LAN dan Internet yang memungkinkan akses
server dari luar.
Pengembangan
bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi
ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan
(1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define),
perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan
(disseminate). Tahap pendefinisian (define) adalah untuk
menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah
pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning,
(2) analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran
belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa
hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet,
dan (3) perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Analisis
siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literature
dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep
yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan
dipelajari.
Pembelajaran
kimia polimer memerlukan materi yang sifatnya naratif, demonstratif, praktik, simulatif,
dan partisipatif dari mahasiswa. Oleh karena itu, pembelajaran kimia polimer memerlukan
multimedia yang sesuai dalam bentuk teks, gambar/foto, animasi, video/film, dan
audio serta simulasi sebagai media interaktif dan praktik virtual. Sistem
e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang menggunakan media Web memungkinkan
pemaduan semua bentuk multimedia yang diperlukan di dalam pembelajaran kimia polimer
secara efektif. Agar hasil belajar melalui e-learning efektif, maka
pelaksanaannya harus dirancang dan dikembangkan sesuai "rancangan untuk
belajar" dan pendekatan pedagogis, termasuk penerapan tujuh prinsip praktik
bagus pembelajaran di universitas. Pembelajaran kimia polimer melalui
e-learning dapat diperkaya dengan sumber-sumber belajar terkait yang ada di
Internet. Pembelajaran kimia polimer melalui e-learning sangat sesuai untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar berpusat pada mahasiswa.
Sekarang
sudah banyak sekali yg menggunakan e-learning sebagai salah satu bentuk media
pembelajaran. Salah satu contoh e-learning web biasa yang menyediakan sumber sumber
belajar tentang polimer. Pusat Belajar Ilmu Polimer
(Polymer Science Learning Center): http://pslc.ws Situs
ini dikembangkan oleh tiga institusi, yakni: The
University of Southern Mississippi, The Chemical Heritage Foundation, dan The University of
Wisconsin Stevens Point. Tujuannya adalah menyediakan sumber belajar polimer berkualitas
melalui kerja sama ketiga institusi dengan misi utama mengembangkan multimedia dan
materi belajar jarak jauh tentang ilmu polimer. Situs ini
mungkin merupakan situs e-learning terbaik untuk polimer, karena isinya sangat
lengkap dan menyediakan berbagai media untuk melakukan aktivitas simulasi secara interaktif.
Selain itu, situs ini juga menyediakan link-link eksternal yang terkait dengan polimer. Halaman
depan situs Pusat Belajar Ilmu Polimer Penyajian materi dalam situs e-learning ini sangat alami
dan tidak terlalu formal, menggunakan bahasa orang awam dengan ilustrasi dan visualisasi yang
sesuai untuk anak-anak. Isinya juga sangat realistik dengan contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari.
Kojhani Sureash Kumar (2004). Elearning
and Its Advantage. Presentasi pada Wokrshop tentang Web Enabling
Technologies & Strategies for Scientific Elearning
JISC
(2004), Efective Practice with e-Learning, A good practice guide in
designing for learning. Bristol:HEFCE. http://www.jisc.ac.uk/elearning_pedagogy.html
Jelaskan kekurangan E-Learning dalam Pembelajaran Kimia?
BalasHapustentu saja pembelajaran kimia berbasis e-leraning akan lebih susah membuat siswa mengerti dari materi-materi kimia yang disampaikan, dengan berinteraksi ataupun dijelaskan secara langsung (tatap muka) saja masih sangat banyak siswa yang tidak mengerti dengan materi yang disampaikan apalagi pada pembelajaran berbasis e-learning yang mana materi kimia disampaikan hanya melalui tulisan itu akan lebih membuat siswa bingung. mungkin itu salah satu kekurangannya dalam pembelajaran kimia
BalasHapusapakah ada cara untuk menanggulangi kekurangan e-learning tersebut ?
BalasHapusada, misalnya saja dengan melakukan video call. video call akan memungkinkan siswa dan guru dapat berinteraksi secara langsung, tetapi e-learning yang digunakan pun harus canggih yang dapat melakukan video call. dan juga memerlukan waktu yang lama dan akses internet yang bagus.
BalasHapusAdakah dampak bagi siswa dari Pengembangan e-learning yang semakin canggih ini ?
BalasHapustentu ada E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi,
BalasHapus· Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar,
Pada saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).
Teknologi yang berkmbang pesat saat ini ,pasti memiliki dampak positif maupun dampak negatifnya. Dampak positif nya dalam bidang pendidikan dan proses pembelajaran ialah , pengajaran dan proses belajar mengajar lebih efektif dan kita pun dapat lebih up to datae dalam mendapatkan informasi yang ada, dampak negatfnya di antaranya , sering di salah gunakan untuk melakukan kegiatan yang di anggap tak pantas di lakukan.
Menurut Rosenberg ( 2001 ), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada beberapa pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
a. Dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja,
b. Dari kertas ke “on line” atau saluran,
c. Dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
Robin Paul Ajjelo juga mngemukakan secara ilustratif bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa:
a. Komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau di dengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara.
b. Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode security untuk masuk rumah, kalkulator dan sebagainya.
c. Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV.
Hal itu menunjukkan bahwa gejala kelengkapan anak sekolah dimasa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa Internet sebagai alat bantu belajar.
Saya akan menambahkan sedikit dari penjelasan anda. Penerapan e-learning banyak variasinya, karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang cepat. Ahli menekankan penerapan e-learning pada pembelajaran secara online dan dibagi menjadi dua yaitu sederhana dan terpadu. Penerapan e-learning yang sederhana hanya berupa kumpulan bahan pembelajaran yang dimasukkan ke dalam web server dan ditambah dengan forum komunikasi melalui e-mail dan atau mailing list (milist). Penerapan terpadu yaitu berisi berbagai bahan pembelajaran yang dilengkapi dengan multimedia dan dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan berbagai sarana pendidikan lain, sehingga menjadi portal e-learning. Pembagian tersebut di atas berdasarkan pada pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di internet. Ada tiga jenis format penerapan e-learning, yaitu:
BalasHapus1. Web Supported e-learning, yaitu pembelajaran tetap dilakukan secara tatap muka dan didukung dengan penggunaan website yang berisi rangkuman tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, tugas, dan tes singkat
2. Blended or mixed mode e-learning, yaitu sebagaian proses pembelajaran dilakukan secara tatap muka dan sebagian lagi dilakukan secara online
3. Fully online e-learning format, yaitu seluruh proses pembelajaran dilakukan secara online termasuk tatap muka antara pendidik dan peserta didik juga dilakukan secara online yaitu dengan menggunakan teleconference.
apa upaya guru supaya e-learning yang ia gunakan dapat menarik minat siswa untuk belajar?
BalasHapusPembelajaran berbasis E.Learning merupakan suatu disiplin terapan, artinya ia berkembang karena adanya kebutuhan di lapangan,yaitu kebutuhan untuk belajar lebih aktif, lebih efisien, lebih banyak, lebih luas, lebih cepat, dan sebagainya melalui teknologi.
HapusMenurut Sa’ud (2011: 206) dan Isjoni, dkk (2008:42), bahwa aplikasi dalam proses pembelajaran berbasis E. Learning mencakup tentang perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Pertama, Perencanaan, pada dasarnya merupakan gambaran rencana (skenario) yang memproyeksi mengenai beberapa aktivitas dan tindakan yang akan dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran E. Learning perencanaan memuat tentang rencana, perkiraan dan gambaran umum kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan jaringan komputer, baik intranet maupun internet, yang memuat 3 (tiga) komponen yaitu: materi atau bahan ajar, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.
Bahan ajar berfungsi untuk memberi makna terhadap upaya pencapaian tujuan E. Learning yaitu selain dapat memanfaatkan buku yang sudah tersedia, juga dapat secara langsung mengakses bahan ajar atau informasi pada beberapa halaman web yang sudah dibuat atau ditentukan sebelumnya. Sehingga perolehan informasi semakin luas, mendalam, dan bervariasi.
Kegiatan pembelajaran yang tercakup pada perencanaan pada intinya berisi mengenai deskripsi materi bahan ajar, metode pembelajaran, dan alat atau media pembelajaran. Dalam konteks pembelajaran E. Learning penentuan bahan ajar hanya memuat pokok-pokonya saja, sementara deskripsi lengkap dari pokok-pokok bahan ajar disediakan dalam halaman web yang akan diakses warga belajar.
Kedua, Implementasi, di dalamnya terdapat model penerapan E. Learning yang bisa digunakan, yaitu: Selective Model, Sequential Model, Static Station Model, dan Laboratory Model.
Selective Model, model ini digunakan jika jumlah komputer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya ada satu komputer). Dalam hal ini tutor harus memilih salah satu alat atau media yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran. Jika tutor menemukan bahan E. Learning yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa tutor hanya dapat menunjukkan bahan pelajaran tersebut kepada warga belajar sebagai bahan demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu komputer maka warga belajar harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.
Sequential Model, model ini digunakan juika komputer di sekolah terbatas (misalnya hanya ada dua atau tiga komputer). Para warga belajar dalam kelompok kecil secara bergiliran menggunakan komputer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan. Warga belajar menggunakan E. Learning sebagai bahan rujukan untuk mencari informasi baru.
Static Station Model, model ini jikakomputer di sekolah terbatas, sebagaimana pada model Sequential Model. Dalam model ini tutor memiliki beberapa sumber belajar yang berbeda untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan E. Learning digunakan oleh satau atau dua kelompok warga belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Kelompok warga belajar lainnya menggunakan sumber belajar yang lain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
Laboratory Model, model ini digunakan jika tersedia sejumlah komputer di sekolah atau laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan internet, mana warga sekolah dapat menggunakannya secara leluasa (setiap warga sekolah menghadapi satu komputer). Dalam halini bahan E. Learning dapat digunakan untuk seluruh warga sekolah sebagai bahan pembelajaran mandiri.
Ketiga, Evaluasi, berfungsi untuk mengukur sejauhmana tujuan pembelajarantelah dicapai dan tindakan apa yang harus dilakukan apabila tujuan tersebut belum dicapai. Dalam konteks pembelajaran E. Learning evaluasi yang dilakukan dapat dengan cara bervariasi, setiap warga belajar dapat melihat dan mengikuti komando (perintah atau suruhan) di halaman web. Bisa berupa pernyataan, tugas-tugas, dan atau latihan-latihan yang harus dikerjakan warga belajar.
menurut anda bagaimana cara mengoptimalkan proses pembelajaran secara e-learning dalam pembelajaran kimia?
BalasHapusmisalnya saja dengan melakukan video call. video call akan memungkinkan siswa dan guru dapat berinteraksi secara langsung, tetapi e-learning yang digunakan pun harus canggih yang dapat melakukan video call.
HapusApakah kelebihan dari e-learning sehingga efektif diterapkan dalam pembelajaran?
BalasHapussalah satu keunggulan e-learning diterapkan dalam pembelajaran adalah tidak ada batasan jarak dan waktu yang dilakukan oleh guru dan murid pada proses berlangsungnya belajar-mengajar
Hapusbagaimana dengan siswa yang tinggal pada daerah yang jauh dr perkotaan dapat menikmati multimedia berbasis elearning ini?
BalasHapusmenurut saya walaupun siswa yang tinggal jauh dari perkotaan, tetapi zaman sekarang yang sudah era globalisasi sudah sangat banyak jaringan internet yang tersedia sehingga siswa akan tetap dapat menikmati multimedia berbasis e-learning ini.
Hapusmenurut anda apakah pembelajran e-learning sudah efektif digunakan saat ini?
BalasHapusmenurut saya sudah efektif tetapi tetap saja e-learning tidak dapat menggantikan posisi sekolah konvensional
HapusPerkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat berpotensi untuk mendukung revolusi pembelajaran, jelaskan enam dimensi kunci yang mendukung revolusi pbelajaran ?
BalasHapus(1) mendapat latihan berfikir secara kritis dan kreatif untuk membuat keputusan dan menyelesaikan masalah dengan bijak, misalnya luwes, reflektif, ingin tahu, mampu mengambil resiko, tidak putus asa, mau bekerjasama dan lain lain, (2) mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan kemahiran berfikir secara lebih praktik baik di dalam atau di luar sekolah, (3) menghasilkan idea atau ciptaan yang kreatif dan inovatif, (4) mengatasi cara-cara berfikir yang terburu-buru, kabur dan sempit, (5) meningkatkan aspek kognitif dan afektif, dan seterusnya perkembangan intelek mereka, dan (6) bersikap terbuka dalam menerima dan memberi pendapat, membuat pertimbangan berdasarkan alasan dan bukti, serta berani memberi pandangan dan kritik
Hapussedikit menambahkan E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
BalasHapusKomponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten
sedikit menambahkan
BalasHapusAdapun kelemahan e-learning dipandang dari segi peserta didik antara lain:
1. Merasa kesepian, peserta didik dapat merasa kesepian karena tidak adanya interaksi fisik dengan pendidik dan teman-temannya, terutama untuk model fully online e-learning format.
2. Keterampilan menggunakan peralatan ICT, peserta pendidik yang tidak terampil menggunakan peralatan ICT, akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil akhir pembelajaran.
3. Peserta didik yang tidak disiplin dan kurang memilikii motivasi untuk belajar akan sulit mengikuti tahap-tahap proses pembelajaran.
4. Ada beberapa konsep-konsep pembelajaran yang sulit untuk dimodelkan atau dipelajari tanpa bimbingan pendidik.
5. Adanya permasalahan saat menentukan format evaluasi yang tepat berhasil atau tidaknya peserta pendidik di dalam mengikuti pembelajaran secara e-learning.
Jelaskan komponen-komponen e-learning
BalasHapusInftastruktur e-learning
HapusInfrastruktur e-learning dapat berupa sebuah personal computer (PC), jaringan komputer lokal (intranet), internet, dan media multimedia atau teleconfrence
Sistem dan Aplikasi e-learning
Sistem perangkat lunak e-learning yang berguna untuk mem-virtualisasikan proses belajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi pembelajaran, forum diskusi, sistem penilaian (raport), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses pembelajaran. Sistem perangkat lunak dalam pembelajaran e-learning tersebut yang dikenal dengan Learning Management System (LMS). Kita bisa memanfaatkan LMS OpenSource yang banyak diinternet dan memilih yang sesuai dengan model yang kita harapkan untuk membangun e-learning sekolah maupun universitas.
Konten e-learning
Konten dan bahan ajar untuk sistem e-learning. Konten dalam e-learning dapat berbentuk multimedia interaktif (Multimedia-based Content), dapat juga berbentuk teks seperti buku pelajaran dan materi ajar lainnya. Materi tersebut disimpan dalam sebuah Learning management System sehingga siswa dapat mengakses kapanpun apabila e-learning berbasiskan teknologi internet.
Menambahkan sedikit:
BalasHapusRosenberg menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Secara lebih rinci Rosenberg mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: e-learning bersifat jaringan, e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet, e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas (Oos M. Anwas: 2003).
Oleh karena dalam web tersedia sumber informasi dan sumber daya pembelajaran yang melimpah, maka kegiatan belajar tidak difokuskan pada satu atau beberapa sumber informasi tertentu saja, tetapi bereksplorasi ke berbagai situs-situs yang berkaitan. Dalam pengajaran konvensional seorang dosen mewajibkan mahasiswa untuk mempelajari (menghafal) buku atau diktat tertentu untuk kemudian dievaluasi penguasaannya pada akhir semester. Dalam model pengajaran berbasis web seorang dosen lebih tepat memberi pengarahan kepada mahasiswa agar mencapai suatu tujuan akhir yang diharapkan dan membiarkan mahasiswa mengorganisir proses pembelajarannya sendiri. Dalam hal ini mirip seperti metode proyek, akan tetapi aplikasinya tidak pada kerja proyek, melainkan pada pengembangan pengetahuandalam bidang ilmu tertentu.
seefektif apakah e-learning untuk dikembangkan dalam pembelajaran kimia?
BalasHapustentu saja pembelajaran kimia berbasis e-leraning akan lebih susah membuat siswa mengerti dari materi-materi kimia yang disampaikan, dengan berinteraksi ataupun dijelaskan secara langsung (tatap muka) saja masih sangat banyak siswa yang tidak mengerti dengan materi yang disampaikan apalagi pada pembelajaran berbasis e-learning yang mana materi kimia disampaikan hanya melalui tulisan itu akan lebih membuat siswa bingung. mungkin itu salah satu kekurangannya dalam pembelajaran kimia
Hapusberikan contoh multimedia yang dapat digunakan untuk materi polimer !
BalasHapusmodul, sebagai salah contoh multimedia yang dapat digunakan. seperti pada pembelajaran desain pembelajaran kimia salah satu teman kita ada yang mengembangkan media modul sebagai produk dalam sebuah pembelajaran
HapusApakah jika anda mengajar akan menggunakan sistem e-learning? Mengapa? E-learning jenis apa yang akan anda gunakan?
BalasHapusmungkin penggunaan e-learning ini tidak dominan terhadap pembelajaran disekolah nanti, tetapi tetap dapat digunakan supaya anak juga mengikuti era globalisasi dan dapat mengembangkan kemampuannya dibidang teknologi.
Hapussedikit menambahkan,
BalasHapusMedia pembelajaran berbasis learning management system menjadi salah satu solusi yang bisa dipakai dalam proses pembelajaran. Beberapa alasan menggunakan media pembelajaran ini adalah(a) terjadi peningkatan efektivitas pembelajaran dan prestasiakademik siswa, (b) menambah kenyamanan, (c) menarik lebih banyak perhatian siswa kepada materi yang disampaikan dalam pembelajaran, (d) dapat diterapkan dengan berbagai tingkat dan model pembelajaran, dan (e) dapat menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya (Kim, 2007:5; Kose, 2010:2796).Media pembelajaran berbasis LMS sangat berguna dalam menyediakan lingkungan/suasana belajar yang lengkap bagi siswa, karena penuh dengan penyediaan dokumen yang terkait modul dalam format elektronik, kesempatan untuk saling belajar bersama-sama,dan kesempatan untuk menyerahkan semua penilaian sumatif secara elektronik. Alasan lain yang mendukung perspektif tersebut adalah bahwa setiap siswa memiliki akses ke semua konten pembelajaran, memiliki fleksibilitas waktu dan momen yang paling cocok untuk kebutuhan siswa dalam belajar, dapat belajar dengan kemampuan kecepatan belajar masing-masing, dan berpartisipasi dalam kesempatan belajar yang interaktif (Alberst et al, 2007:55-56; Kose, 2010:2796).
Teknis pelaksanaan e-learning yang manakah yang menurut ansda lebih sulit? Mengapa demikian?
BalasHapus