Kamis, 09 Februari 2017

TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA



TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

Berpikir adalah salah satu kemampuan yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa. Banyak sekali aktivitas atau profesi manusia yang tergantung pada kemampuan yang satu ini. Berpikir hanya dapat dilakukan oleh manusia, tidak oleh makhluk lain. Tidak heran jika kemampuan berpikir disebut sebagai kemampuan yang membuat kita menjadi manusia. Sejak dulu manusia begitu tertarik untuk mempelajari dirinya sendiri. Salah satunya adalah bagaimana sebenarnya proses berpikir itu terjadi. Manfaat bagi guru ketika memahami proses berpikir pada manusia, ia dapat memaksimalkan pengajaran untuk para siswanya.

Salah satu teori yang membahas bagaimana proses berpikir manusia dikemukakan oleh Atkinson dan Shiffrin pada tahun 1968. Kedua ahli psikologi kognitif ini berhasil memaparkan bagaimana perangkat berpikir manusia beserta proses yang terjadi secara jelas, logis dan sederhana. Teori mereka berdua dikenal dengan teori pemrosesan informasi. Teori ini telah banyak dimanfaatkan, termasuk di bidang pendidikan dan komputer.
                                                  Image result for Model Teori Pemrosesan Informasi Atkinson dan Shiffrin
Informasi diterima oleh manusia melalui indera. Penerima informasi awal pada indera ini disebut sebagai memori sensorik (sensory memory). Menurut penelitian, informasi dari penglihatan hanya dapat bertahan kurang dari sedetik di memori sensorik, sedangkan informasi dari pendengaran dapat bertahan tiga sampai empat detik. Jika perhatian tidak diberikan pada informasi tersebut maka mereka akan hilang. Namun jika perhatian diberikan maka informasi akan diteruskan menuju memori jangka pendek (short term memory) yang dapat mempertahankan informasi hingga 15 detik.

Berdasar penjelasan tersebut kita dapat menyadari akan peran penting perhatian atau konsentrasi dalam memproses suatu informasi. Ratusan atau ribuan informasi sebenarnya berada di depan kita setiap saat. Namun jika kita tidak memperhatikannya maka sekian banyak informasi itu tidak akan memasuki pikiran.

Apa yang terjadi pada informasi di memori jangka pendek? informasi tersebut juga akan hilang jika kita tidak mengulang-ngulang perhatian padanya. Namun jika pengulangan dilakukan maka informasi dapat diteruskan ke memori jangka panjang (long term memory). Para peneliti menyatakan bahwa memori jangka panjang dapat menyimpan informasi sangat lama, tergantung pada penggunaannya. Jika teknik untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah melalui pengulangan, kita menyebutnya sebagai proses menghafal atau mengingat.

Cara kedua untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah dengan memahami (encoding). Maksudnya adalah menghubungkan informasi baru tersebut dengan berbagai informasi lama yang telah kita miliki (tersimpan dalam memori jangka panjang sebelumnya). Cara kedua ini diyakini membuat informasi dapat lebih tahan lama di memori kita. Selain itu dengan memahami maka semua informasi akan lebih bermanfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.

Berbagai informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh memori jangka pendek jika kita memerlukannya (misalnya ketika menghadapi masalah tertentu). Hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan secara pasti berapa kapasitas penyimpanan memori jangka panjang manusia. Karena itu dikatakan bahwa kapasitas memori jangka panjang kita tidak terbatas.

Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan dalam memori jangka panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara hirarkis. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja  berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video.  Studi  tentang  bagaimana  informasi  diidentifikasi, diproses, dimaknai, dan ditransfer dalam dan dari memori kerja untuk disimpan dalam memori jangka panjang mengisyaratkan bahwa pendesainan pesan merupakan salah satu topik utama dalam pendesainan multimedia  instruksional. Dalam konteks ini, desain pesan multimedia berkenaan dengan penyeleksian, pengorganisasian, pengintegrasian elemen-elemen pesan untuk menyampaikan sesuatu informasi. Penyampaian informasi bermultimedia yang berhasil akan bergantung pada pengertian akan makna yang dilekatkan pada  stimulus elemen-elemen pesan tersebut.
Dalam mengartikan penyampaian informasi dengan multimedia perlu dibedakan apa yang disebut dengan media pengantar, desain pesan,  serta kemampuan sensorik. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi  atau teks audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda). Sebenarnya istilah desan pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang  memungkinkan untuk mengkondisi  pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan  bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain  pesan multimedia instruksional ialah teori  pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan  memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan . Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (dual-coding theory): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independent yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal); kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimedia.


DAFTAR PUSTAKA:

Glassman, William E. Hadad, Marilyn. 2009. Approaches to Psychology. Edisi Lima. London: McGraw Hill Companies.

Moeljadi Pranata, 2004, Pesan Multimedia Dan Teori Pemrosesan Informasi, http://puslit.petra.ac.id/journals/design.


30 komentar:

  1. Berdasarkan artikel diatas tentang "Menurut penelitian, informasi dari penglihatan hanya dapat bertahan kurang dari sedetik di memori sensorik, sedangkan informasi dari pendengaran dapat bertahan tiga sampai empat detik". Mengapa demikian serta apa faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).
      1. VISUAL (Visual Learners)

      Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
      2. AUDITORI (Auditory Learners )

      Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
      3. KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

      Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

      Hapus
  2. Bagaimana suatu informasi dapat menjadi suatu ingatan jangka panjang? Apa saja yang mempengaruhinya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
      Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
      Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.
      Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang mengejutkan.

      Hapus
  3. Jelaskan masing-masing teori yang melandasi perancangan desain pesan multimedia instruksional dari teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Implikasi dari teori pemrosesan informasi yang memandang belajar adalah pengkodean informasi ke dalam memori manusia seperti layaknya sebuah cara kerja komputer dan karena memori memiliki keterbatasan kapasitas, pembelajaran harus dapat untuk menarik perhatian siswa dan menyediakan aplikasi berulang dan praktik secara individual agar informasi yang diberikan mudah dicerna dan dapat bertahan lama dalam memori siswa, dan aplikasi komputer memiliki semuanya dengan kualitas yang sangat baik
      Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi atau teks audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda).
      Beberapa teori yang melandasi perancangan desain pesan multimedia instruksional ialah teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan memori kerja auditori. Teori muatan kognitif menyatakan bahwa setiap memori kerja memiliki kapasitas yang terbatas. Sedangkan teori pemrosesan ganda menyatakan bahwa penyampaian informasi lewat multimedia instruksional baru bermakna jika informasi yang diterima diseleksi pada setiap penyimpanan, diorganisasikan ke dalam representasi yang berhubungan, serta dikoneksikan dalam tiap penyimpanan Temuan-temuan penelitian (Pranata, 2004) telah menguji kebenaran teori pengkodean ganda (dual-coding theory): terdapat dua buah saluran pemrosesan informasi yang independent yaitu pemrosesan informasi visual (atau memori kerja visual) dan pemrosesan informasi verbal (atau memori kerja verbal); kedua memori kerja tersebut memiliki kapasitas yang terbatas untuk memroses informasi yang masuk. Hal terpenting yang dinyatakan oleh teori muatan kognitif adalah sebuah gagasan bahwa kemampuan terbatas memori kerja, visual maupun auditori, seharusnya menjadi pokok pikiran ketika seseorang hendak mendesain sesuatu pesan multimedia.
      Menurut model tingkat pemrosesan, berbagai stimulus informasi diproses dalam berbagai tingkat kedalaman secara bersamaan bergantung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi diolah, maka informasi tersebut akan semakin lama diingat. Sebagai contoh, informasi yang mempunyai imaji visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan pengetahuan yang telah ada akan diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang sedang diamati akan lebih dalam diproses daripada stimuli atau kejadian lain di luar pengamatan. Dengan kata lain, manusia akan lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti bagi dirinya atau hal-hal yang menjadi perhatiannya karena hal-hal tersebut diproses secara lebih mendalam daripada stimuli yang tidak mempunyai arti atau tidak menjadi perhatiannya (Craik & Lockhart, 2002).

      Hapus
  4. sedikit menambahkan
    Menurut Mayer dan Moreno (2010), teori kognitif pembelajaran yang disajikan pada Gambar 1 didasarkan pada teori beban kognitif dengan fokus mengurangi beban kognitif siswa. Teori beban kognitif memuat tiga jenis pengolahan kognitif selama belajar, yaitu:
    1. Beban kognitif intrinsic (intrinsic cognitive load) merupakan beban pikiran dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan tuntutan konten.
    2. Beban kognitif germane (germane cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
    3. Beban kognitif extraneous (extraneous cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh kerja pikiran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

    BalasHapus
  5. seperti dalam postingan anda bahwa perhatian atau konsentrasi berperan penting dalam memproses suatu informasi. Bagaimana kita sebagai Guru nantinya dapat membuat siswa memperhatikan dan konsentrasi dengan penyampaian materi yang kita berikan!

    BalasHapus
  6. Atkinson dan Shiffrin pada tahun 1968. Kedua ahli psikologi kognitif ini berhasil memaparkan bagaimana perangkat berpikir manusia beserta proses yang terjadi secara jelas, logis dan sederhana..mungkin dapat anda jelaskan lebih lanjut mengenai ini. Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Informasi diterima oleh manusia melalui indera. Penerima informasi awal pada indera ini disebut sebagai memori sensorik (sensory memory). Menurut penelitian, informasi dari penglihatan hanya dapat bertahan kurang dari sedetik di memori sensorik, sedangkan informasi dari pendengaran dapat bertahan tiga sampai empat detik. Jika perhatian tidak diberikan pada informasi tersebut maka mereka akan hilang. Namun jika perhatian diberikan maka informasi akan diteruskan menuju memori jangka pendek (short term memory) yang dapat mempertahankan informasi hingga 15 detik.
      Berdasar penjelasan tersebut dapat disadari akan peran penting perhatian atau konsentrasi dalam memproses suatu informasi. Ratusan atau ribuan informasi sebenarnya berada di depan kita setiap saat. Namun jika tidak memperhatikannya maka sekian banyak informasi itu tidak akan memasuki pikiran.
      Apa yang terjadi pada informasi di memori jangka pendek? informasi tersebut juga akan hilang jika kita tidak mengulang-ngulang perhatian padanya. Namun jika pengulangan dilakukan maka informasi dapat diteruskan ke memori jangka panjang (long term memory). Para peneliti menyatakan bahwa memori jangka panjang dapat menyimpan informasi sangat lama, tergantung pada penggunaannya. Jika teknik untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah melalui pengulangan, kita menyebutnya sebagai proses menghafal atau mengingat.
      Cara kedua untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah dengan memahami (encoding). Maksudnya adalah menghubungkan informasi baru tersebut dengan berbagai informasi lama yang telah kita miliki (tersimpan dalam memori jangka panjang sebelumnya). Cara kedua ini diyakini membuat informasi dapat lebih tahan lama di memori kita. Selain itu dengan memahami maka semua informasi akan lebih bermanfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.
      Berbagai informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh memori jangka pendek jika kita memerlukannya (misalnya ketika menghadapi masalah tertentu). Hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan secara pasti berapa kapasitas penyimpanan memori jangka panjang manusia. Karena itu dikatakan bahwa kapasitas memori jangka panjang kita tidak terbatas.

      Hapus
  7. menurut anda apakah faktor stimulus sangat penting untuk pemrosesan informasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. proses belajar berlangsung, sangat ditentukan oleh sistem informasi dari pesan tersebut. Oleh sebab itu, teori sibernetik berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
      Asumsi teori belajar sibernetik (Lusiana, 1992):

      Antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi di mana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
      Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk atau pun isinya.
      Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas terbatas.

      Hapus
  8. bagaimana cara mempertahankan informasi agar selalu berada dalam longterm memory? apa ada peran multimedia didalamnya?t

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berbagai informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang, sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh memori jangka pendek jika kita memerlukannya (misalnya ketika menghadapi masalah tertentu). Hingga saat ini para ahli belum dapat menentukan secara pasti berapa kapasitas penyimpanan memori jangka panjang manusia. Karena itu dikatakan bahwa kapasitas memori jangka panjang kita tidak terbatas.

      Hapus
  9. bagaimana cara mengolah informasi yang kita dapat agar dapat masuk kedalam memori jangka panjang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah dengan memahami (encoding). Maksudnya adalah menghubungkan informasi baru tersebut dengan berbagai informasi lama yang telah kita miliki (tersimpan dalam memori jangka panjang sebelumnya). Cara kedua ini diyakini membuat informasi dapat lebih tahan lama di memori kita. Selain itu dengan memahami maka semua informasi akan lebih bermanfaat dalam aplikasi kehidupan sehari-hari.

      Hapus
  10. Bagaimana cara kerja dari memori jangka panjang ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Para peneliti menyatakan bahwa memori jangka panjang dapat menyimpan informasi sangat lama, tergantung pada penggunaannya. Jika teknik untuk meneruskan informasi ke memori jangka panjang adalah melalui pengulangan, kita menyebutnya sebagai proses menghafal atau mengingat.

      Hapus
  11. Jelaskan perbedaan dari media pengantar, desain pesan, serta kemampuan sensorik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Media pengantar mengacu pada sistem yang dipakai untuk menyajikan informasi, misalnya media berbasiskan media cetakan atau media berbasiskan komputer. Desain pesan mengacu pada bentuk yang digunakan untuk menyajikan informasi, misalnya pemakaian animasi atau teks audio. Kemampuan sensorik mengacu pada jalur pemrosesan informasi yang dipakai untuk memproses informasi yang diperoleh, seperti proses penerimaan informasi visual atau auditorial. Sebagai contoh, suatu paparan tentang bagaimana sistem sesuatu alat bekerja dapat dipresentasikan melalui teks tertulis dalam buku atau melalui teks di layar komputer (dua media yang berbeda), dalam bentuk rangkaian kata-kata atau kombinasi kata-kata dan gambar (dua desain pesan yang berbeda), atau dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan (dua sensorik yang berbeda).

      Hapus
  12. Bagaimana bisa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya istilah desan pesan mengacu pada proses manipulasi, atau rencana manipulasi dari sebuah pola tanda yang memungkinkan untuk mengkondisi pemerolehan informasi. Penelitian telah menemukan bukti bahwa desain pesan yang berbeda pada multimedia instruksional mempengaruhi kualitas performansi (Pranata, 2004). Beberapa teori yang melandasi perancangan desain pesan multimedia instruksional ialah teori pengkodean ganda, teori muatan kognitif, dan teori pemrosesan ganda. Menurut teori pengkodean ganda manusia memiliki sistem memori kerja yang terpisah untuk informasi verbal dan informasi visual, memori kerja terdiri atas memori kerja visual dan memori kerja auditori.

      Hapus
  13. Manfaat teori pemrosesan informasi antara lain:
    1.Membantu terjadinya proses pembelajaran sehungga individu mampu beradaptasi pada lingkungan yang selalu berubah
    2.Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
    3.Kapasilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
    4.Prinsip perbedaan individual terlayani.
    Hambatan teori pemrosesan informasi antara lain:
    1.Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal
    2.Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
    3.Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan
    4.Kemampuan otak tiap individu tidak sama.

    BalasHapus
  14. Multimedia yang seperti apa yang dapat membuat meprosesan informasi dapat berjalan dengan baik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Pemahaman berkenaan dan dipengaruhi oleh interpretasi terhadap stimulus. Faktor stimulus adalah karakteristik dari elemen-elemen desain pesan seperti ukuran, ilustrasi, teks, animasi, narasi, warna, musik, serta video.

      Hapus
  15. Jelaskan secara singkat proses masuknya informasi ke memori jangkang panjang !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
      Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit hati”, maka kita tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
      Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.

      Hapus
  16. sedikit menambahkan,Robert. M. Gagne sebagaimana yang dikutip oleh Bambang Warsita, dalam bukunya : The Conditioning of Learning mengemukakan bahwa ; Learning is a change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and wich is not simply ascribable to process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja Dan Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari peristiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi)

    Gagne membuat rumusan yang berisi urutan untuk menimbulkan peristiwa pembelajaran, yaitu :
    a. Pembelajaran yang dilakukan dikondisikan untuk menimbulkan minat peserta didik, dan dikondisikan agar perhatian peserta didik terpusat pada pembelajaran sehingga mereka siap untuk menerima pelajaran.
    b. Memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran agar peserta didik mengetahui apa yang diharapkan setelah menerima pelajaran.
    c. Guru harus mengingatkan kembali konsep yang telah dipelajari sebelumnya.
    d. Guru siap untuk menyampaikan materi pelajaran.
    e. Dalam pembelajaran guru memberikan bimbingan atau pedoman kepada siswa untuk belajar.
    f. Guru memberikan motivasi untuk memunculkan respon siswa.
    g. Guru memberikan umpan balik atau penguatan atas respon yang diberikan siswa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
    h. Mengevaluasi hasil belajar, dan
    i. Memperkuat retensi dan transfer belajar.
    Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu :
    Benda untuk didemostrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar.
    Gagne merumuskan “ The domains of Learning “, yaitu :
    Kemampuan belajar manusia yang terbagi kepada lima kategori :
    a. Motor/skill : ketramppilan motorik.
    b. Informasi verbal : dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar.
    c. Kemampuan intelektual, yaitu kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan dunia luar yang berkaitan dengan symbol-simbol.
    d. Strategi kognitif : organisasi keterampilan yang internal.
    e. Sikap.

    Gagne membuat rumusan tahapan dalam tujuan dan tingkatan belajar :
    Tahapan tujuan belajar diawali dari yang mudah (rendah), sedang, ke sulit (tinggi), dan tahapan ini berbanding lurus dengan tahapan proses belajar, yaitu dari yang paling sederhana ke yang kompleks. Adapun tingkatan belajar ada empat : belajar fakta, belajar konsep, belajar prinsip, dan pemecahan masalah (Harjanto, 2000 : 159).

    BalasHapus
  17. #menambahkan

    Menurut Mayer dan Moreno (2010), teori kognitif pembelajaran yang disajikan pada Gambar 1 didasarkan pada teori beban kognitif dengan fokus mengurangi beban kognitif siswa. Teori beban kognitif memuat tiga jenis pengolahan kognitif selama belajar, yaitu:
    1. Beban kognitif intrinsic (intrinsic cognitive load) merupakan beban pikiran dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan tuntutan konten.
    2. Beban kognitif germane (germane cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh tuntutan untuk mengintegrasikan informasi baru dengan pengetahuan sebelumnya.
    3. Beban kognitif extraneous (extraneous cognitive load) merupakan beban pikiran yang dialami siswa selama pembelajaran yang diakibatkan oleh kerja pikiran yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran

    BalasHapus
  18. Jelaskan beserta contoh dari pengertian encoding yang adalah menghubungkan informasi baru dengan berbagai informasi lama yang telah kita miliki? Ia yang sepertormasi baru dan informasi lama itu maksudnya apa?

    BalasHapus