Rabu, 22 Februari 2017

Presentasi Multimedia Pembelajaran Hasil Pengembangan



Presentasi Multimedia Pembelajaran Hasil Pengembangan
Multimedia digunakan sebagai media komunikasi yang efektif untuk   menyajikan materi pembelajaran  kepada peserta didik.
Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif maupun kinestetik. Hal ini didukung oleh teknologi perangkat keras yang berkembang  cukup lama, telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kegiatan presentasi. Saat ini teknologi pada bidang rekayasa komputer menggantikan peranan alat presentasi pada masa sebelumnya. Penggunaan perangkat lunak perancang presentasi seperti Microsoft power point yang dikembangkan oleh Microsoft incCorel presentation yang dikembangkan oleh Coral inc” hingga perkembangan terbaru perangkat lunak yang dikembangkan Macromedia inc, yang mengembangkan banyak sekali jenis perangkat lunak untuk mendukung kepentingan tersebut.
Berbagai perangkat lunak yang memungkinkan presentasi dikemas dalam bentuk multimedia yang dinamis dan sangat menarik. Perkembangan perangkat lunak tersebut didukung oleh perkembangan sejumlah  perangkat keras penunjangnya. Salah satu produk yang paling banyak memberikan pengaruh dalam penyajian bahan presentasi digital saat ini adalah perkembangan monitor, kartu video, kartu audio serta perkembangan proyektor digital (digital image projector) yang memungkinkan bahan presentasi dapat disajikan secara digital untuk bermacam-macam  kepentingan dalam berbagai kondisi dan situasi, serta ukuran ruang dan  berbagai karakteristik audience. Tentu saja hal ini menyebabkan perubahan besar pada trend metode presentasi saat ini, dan dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Pengolahan bahan presentasi dengan menggunakan komputer tidak hanya untuk dipresentasikan dengan menggunakan alat presentasi digital dalam bentuk Multimedia projector (seperti LCD, In-Focus dan sejenisnya), melainkan juga dapat dipresentasikan melalui peralatan proyeksi lainnya, seperti over head projector (OHP) dan film slides projector yang sudah lebih dahulu diproduksi. Sehingga lembaga atau instansi yang belum memiliki perangkat alat presentasi digital akan tetapi telah memiliki kedua alat tersebut, dapat memanfaatkan pengolahan bahan presentasi melalui komputer secara maksimal. Dalam sudut pandang proses pembelajaran, presentasi merupakan salah satu metode pembelajaran. Penggunaannya yang menempati frekuensi paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Berbagai alat yang dikembangkan, telah memberikan pengaruh yang sangat basar bukan hanya pada pengembangan kegiatan praktis dalam kegiatan presentasi pembelajaran akan tetapi juga pada teori-teori yang mendasarinya. Perkembangan terakhir pada bidang presentasi dengan alat bantu komputer telah menyebabkan perubahan tuntutan penyelenggaraan pembelajaran. Di antaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengolah bahan-bahan pembelajaran ke dalam media presentasi yang berbasis komputer.
Berikut merupakan demonstrasi kelompok 6 tentang pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi


Rabu, 15 Februari 2017

PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA



PENGEMBANGAN E-LEARNING DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Kemajuan dan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dewasa ini memberikan peluang dan sekaligus tantangan bagi dunia pendidikan. Salah satu peluang dan tantangan ini berupa pemanfaatan TIK untuk mendukung proses belajar mengajar. Peluang yang dimaksud adalah adanya kemungkinan meningkatkan hasil belajar dengan memanfaatkan TIK. Adapun tantangannya adalah tuntutan kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan TIK guna meningkatkan hasil belajar. Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran menuntut dukungan kebijakan institusi, sarana dan prasarana, perangkat hardware dan software, serta brainware, yakni sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan mengelola dan menggunakan TIK.
Salah satu bentuk pemantaatan TIK dalam pembelajaran adalah e-learning. Istilah e-learning dalam beberapa tahun terakhir ini merupakan istilah yang popluer di kalangan dunia pendidikan, khususnya di perguruan tinggi. Beberapa perguruan tinggi bahkan menjadikan e-learning sebagai nilai tambah yang menjadi kebanggaan untuk menarik calon mahasiswa. Seolah keberadaan e-learning di sebuah perguruan tinggi menjadi indikator bahwa pergururan tinggi tersebut merupakan perguruan tinggi “modern” dengan fasilitas dan infrastruktur TIK yang membanggakan. Terlebih lagi dengan keberadaan sistem-sistem informasi online lainnya seperti sistem informasi akademik, sistem administrasi online, perpustakaan online (e-library), dan lain-lain.Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat berpotensi untuk mendukung revolusi pembelajaran, dengan enam dimensi kunci (JISC, 2004: 7):
(1) Konektivitas: akses informasi secara global;
(2) Fleksibilitas: belajar dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja;
(3) Interaktivitas: interaksi antara pelajar dan materi pelajaran serta lingkungan belajar maupun
sumber belajar dapat dilakukan seketika dan secara langsung;
(4) Kolaborasi: penggunaan fasilitas komunikasi dan diskusi online mendukung pembelajaran
kolaboratif di luar kelas;
(5) Memperluas kesempatan: materi e-learning dapat memperkaya dan memperluas materi
pembelajaran tatap muka; dan
(6) Motivasi: pemakaian multimedia dapat membuat suasana belajar menyenangkan.
Menurut Panduan E-Learning Efektif dari JISC tersebut (JISC, 2004: 10), e-learning† didefinisikan sebagai belajar yang didukung dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, dan dapat melibatkan penggunaan beberapa atau semua teknologi: computer dekstop/laptop, software (termasuk software bantu), papan tulis interaktif, kamera digital, peralatan mobil dan nirkabel (termasuk telpon genggam), peralatan komunikasi elektronik (termasuk email, papan diskusi, fasilitas chatting, dan konferensi video, telekonferensi), lingkungan belajar maya (VLE, virtual learning environment), dan sistem manajemen aktivitas pembelajaran (CMS, course management system; LMS, learning management system). Bagi kalangan awam, istilah e-learning secara lebih sempit diartikan pembelajaran berbasis Web (online) dengan menggunakan jaringan komputer (baik intranet maupun Internet) sebagai media deliveri materi dan media komunikasi. Apapun teknologi yang dipakai, elemen utama di dalam e-learning adalah aktivitas belajar.
Secara garis besar, teknis pelaksanaan e-learning dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
(1) hanya menggunakan media Web biasa, dan (2) menggunakan software khusus e-learning berbasis Web yang sering disebut dengan istilah learning management system (LMS). Pada cara pertama, materi-materi pembelajaran disajikan pada sebuah situs Web. Siapapun dapat mengakses materi secara bebas atau dibatasi dengan password (seperti model langganan majalah/jurnal). Komunikasi bisanya dilakukan menggunakan e-mail atau forum diskusi khusus. Dalam hal ini biasanya tidak terdapat fasilitas portofolio, sehingga dosen tidak memiliki informasi siapa yang telah mengakses materi tertentu dan kapan akses dilakukan. Yang diperlukan untuk menggunakan pendekatan ini hanyalah sebuah server Web. Pada cara kedua, selain diperlukan server Web juga diperlukan sebuah software (LMS) yang berfungsi untuk mengelola e-learning. Software (sistem) LMS biasanya mempunyai fasilitas-fasilitas yang berfungsi untuk (1) administrasi mahasiswa, (2) penyajian materi, (3) komunikasi, (4) pencatatan (portofolio), (5) evaluasi, bahkan (6) pengembangan materi. Berbeda dengan akses ke Web biasa, akses ke LMS biasanya memerlukan nama user dan password, dan biasanya hanya dosen dan mahasiswa yang terdaftar yang dapat melakukannya. Sistem LMS akan mencatat semua aktivitas yang dilakukan mahasiswa selama mereka masuk ke dalam system e-learning menyajikan diagram arsitektur sistem e-learning berbasis LMS (diadopsi dari Kojhani, 2004).
Sistem e-learning terdiri atas beberapa komponen, yakni: (1) komputer server yang dilengkapi dengan server Web dan sosftware LMS (learning management system) dan software pendukung lain, (2) infrastruktur jaringan yang menghubungkan komputer klien ke server, (3) komputer klien tempat mahasiswa dan dosen mengakses kelas online, dan (4) bahan-bahan ajar yang disiapkan oleh dosen dan dimasukkan ke dalam kelas online. Sesuai dengan model di atas, komponen-komponen yang diperlukan untuk membangun sistem e-learning meliputi:
(1) hardware server dengan spesifikasi yang memadai
(2) software untuk server: sistem operasi, server Web, dan server e-learning (LMS, learning
management system), serta software-software pendukung lainnya (misalnya PHP, MySQL)
(3) komputer klien dengan spesifikasi dan cacah yang memadai untuk akses ke sistem elearning secara online
(4) software-software untuk komputer klien: sistem operasi, browser Internet untuk mengakses
server, software aplikasi dan authoring untuk mengembangkan materi pembelajaran oleh dosen dan mengerjakan tugas-tugas oleh mahasiswa
(5) infrastruktur jaringan LAN dan Internet yang diperlukan untuk mengakses sistem perkuliahan
online. Dalam hal ini diperlukan adanya koneksi LAN dan Internet yang memungkinkan akses server dari luar.
Pengembangan bahan ajar berbasis e-learning dengan materi hidrokarbon dan minyak bumi ini didasarkan pada model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974), yakni 4D-Model yang terdiri dari pembatasan (define), perencanaan (design), pengembangan (develop), dan penyebarluasan (disseminate). Tahap pendefinisian (define) adalah untuk menentukan dan menegaskan kebutuhan-kebutuhan pembelajaran. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah: (1) analisis ujung depan yang mengarah pada hasil akhir dari pengembangan yakni berupa bahan ajar berbasis e-learning, (2) analisis siswa, langkah ini menetapkan subyek pebelajar dan sasaran belajar siswa yaitu siswa kelas X semester 2 dengan materi pokok senyawa hidrokarbon dan minyak bumi dengan karakter siswa yang telah mengenal internet, dan (3) perumusan indikator hasil belajar yang dirumuskan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Analisis siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) analisis tugas dengan mencari literature dan sumber belajar tentang hidrokarbon dan minyak bumi dan (2) analisis konsep yang dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan dipelajari.
Pembelajaran kimia polimer memerlukan materi yang sifatnya naratif, demonstratif, praktik, simulatif, dan partisipatif dari mahasiswa. Oleh karena itu, pembelajaran kimia polimer memerlukan multimedia yang sesuai dalam bentuk teks, gambar/foto, animasi, video/film, dan audio serta simulasi sebagai media interaktif dan praktik virtual. Sistem e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang menggunakan media Web memungkinkan pemaduan semua bentuk multimedia yang diperlukan di dalam pembelajaran kimia polimer secara efektif. Agar hasil belajar melalui e-learning efektif, maka pelaksanaannya harus dirancang dan dikembangkan sesuai "rancangan untuk belajar" dan pendekatan pedagogis, termasuk penerapan tujuh prinsip praktik bagus pembelajaran di universitas. Pembelajaran kimia polimer melalui e-learning dapat diperkaya dengan sumber-sumber belajar terkait yang ada di Internet. Pembelajaran kimia polimer melalui e-learning sangat sesuai untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar berpusat pada mahasiswa.
Sekarang sudah banyak sekali yg menggunakan e-learning sebagai salah satu bentuk media pembelajaran. Salah satu contoh e-learning web biasa yang menyediakan sumber sumber belajar tentang polimer. Pusat Belajar Ilmu Polimer (Polymer Science Learning Center): http://pslc.ws Situs ini dikembangkan oleh tiga institusi, yakni: The University of Southern Mississippi, The Chemical Heritage Foundation, dan The University of Wisconsin Stevens Point. Tujuannya adalah menyediakan sumber belajar polimer berkualitas melalui kerja sama ketiga institusi dengan misi utama mengembangkan multimedia dan materi belajar jarak jauh tentang ilmu polimer. Situs ini mungkin merupakan situs e-learning terbaik untuk polimer, karena isinya sangat lengkap dan menyediakan berbagai media untuk melakukan aktivitas simulasi secara interaktif. Selain itu, situs ini juga menyediakan link-link eksternal yang terkait dengan polimer. Halaman depan situs Pusat Belajar Ilmu Polimer Penyajian materi dalam situs e-learning ini sangat alami dan tidak terlalu formal, menggunakan bahasa orang awam dengan ilustrasi dan visualisasi yang sesuai untuk anak-anak. Isinya juga sangat realistik dengan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari.


Kojhani Sureash Kumar (2004). Elearning and Its Advantage. Presentasi pada Wokrshop tentang Web Enabling Technologies & Strategies for Scientific Elearning


JISC (2004), Efective Practice with e-Learning, A good practice guide in designing for learning. Bristol:HEFCE. http://www.jisc.ac.uk/elearning_pedagogy.html